KESALAHAN PEMBAWA ACARA
Mmenjadi MC tamu penting? Dari kantor Wilayah Propinsi
Kalimantan Timur? Wah.Saya harus bisa.Pegawai Kecamatan yang biasa menjadi MC
tidak percaya diri untuk tampil.Alasanya, ada saya, guru Bahasa Indonesia.
Saya pun menjalankan tugas pembawa acara dengan kemampuan
saya.Bahkan kepolosan saya ketika melakukan kesalahan, membuat Bapak Suwardi
(asli Solo) yang menjabat menjadi Kakanwil sangat terharu.
Setelah membuka acara, saya duduk tersembunyi.Saya mendekati
sekwilcam sebagai panitia.“Untuk selanjutnya, saya memandi di panggung atau
cukup di di sini? “Tanya saya sambil menunjuk kursi di dekat operator soun
system.
Saran Sekwilcam saya lakukan. Acara ketiga, setelah sambutan
panitia adalah sambutan Camat selaku tuan rumah. Saya memandu acara di
belakang, tempat yang disarankan sekwilcam.Camat pun maju.Sebelum menuju podium
menghampiri saya, agar memandu acara di panggung saja.Propokoler Kanwil Kaltim
pun maju menuju ke tempat saya.Disarankan untuk memandu dari panggung.
Pikiran tak karuan.Kesalahan fatal saya lakukan.Tetapi saya
mengikuti saran panitia.Saya orang baru, mengikuti kebiasaan di sini.Saya
berusaha tenang.Saya memang salah. Tidak boleh menyalahkan orang lain. Ini
kesalahan saya.
“Maaf jika saya tadi melakukan kesalahan, “ ucapan saya
setelah Camat Jempang memberikan sambutan. “ Mohon maklum.Saya baru tiga hari
di sini. Nama saya Budi harsono, dari Tulungagung Jawa Timur, ” pelan dan
hati-hati saya berbicara. “Pikiran belum bisa konsentrasi penuh. Banyak hal
yang membuat saya perlu adaptasi,” Kata
saya sebelum melanjutkan memandu acara. Penonton hanya terdiam.Maklum jarang
sekali ada pejabat yang datang.Mereka sangat menghormati.Guru-guru se kecamatan
berkumpul semua hadir.
“Acara berikutnya, sambutan Kepala Kantor Wilayah Pendidikan
dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Timur.Bapak Drs. Suwandi kami silakan,”
kalimat yang saya ucapkan penuh semangat.Memanggil pejabat tinggi atasan para
guru.Baru kali ini menjadi MC di hadapan pejabat.Sebelumnya, hanya MC di
sekolah, atau MC acara keagamaan di kampong.
Bapak Suwaandi langsung berdiri.Tak saya sangka, menghampiri
saya naik ke panggung.Segera saya jabat tangan beliau.Pertanyaan
berkecamuk.“Apakah kesalahan saya tak termaafkan?”
“Selamat untuk Pak Budi Harsono.Saya sudah mendengar dari
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum.Ada guru termuda di Kaltim yang baru
datang dari Jawa.Baru 21 tahun,” Bapak Suwandi memotifasi saya sambil saya
dirangkul seperti bertemu anaknya.
Alhamdulilah.Pikiran saya sangat lega.Kekahwatiran tentang
kesalahan saya t idak terjadi.Justru sebaliknya, saya seperti menjadi bintang
tamu malam itu.Pendatang baru. Guru baru. Nama saya menjadi terkenal se
kecamatan Jempang.Benar.Umur saya baru 21 tahun dua bulan kemudian.Karena saat
itu bulan Januari 1986.
“Saya tidak menyangka bertemu di sini. Berikan semangat
untuk Bapak Guru yang masih muda ini,”
Kakanwilbertepuk tangan. Diikuti para tamu.Alhamdulilah.Lega.Berarti
masyarakay menerima saya.Bapak Suwandi memotifasi saya, agar saya beradap tasi
dan betah tinggal di Tanjung isuy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar