IJIN 10 HARI
“Pak Guru, saya minta ijin. Aanak saya tidak masuk 10 hari,”
kata salah seorang wali murid ke sekolah.
“!0 hari? Tidak cukup 3 hari saja Pak?” tanyaku penuh
keheranan.
“Bantu ngetam Pak Guru.Ladangnya jauh, 3 jam jalan kaki dari
sini,” jawab wali murid itu penuh semangat.Musim panen.
Kami tidak bisa mAnak adalah tenaga kerja.Orang tua mau
datang ke sekolah pun sudah perhatian yang sangat bagus.Biasanya anak-anak yang
minta ijin pada gurunya.Minta ijin 5 hari, seminggu, hal yang biasa.
“Pak besok saya minta ijin lima hari,” kata salah seorang
siswa.
“Kemana?Musim panen?” tanyaku sok tahu.
“Tidak Pak, saya mencari perekonomian,” jawabnya serius.
“Perekonomian?” tanyaku mengulang tidak memahami maksudnya
“Ya Pak cari upahan ngangkut nanas di ladang. Saya belum
bayar SPP 5 bulan,”
SPP di sekolah saat itu empat ratus rupiah.Setara tiga ikat
kacang panjang.Jika anak-anak minta ijin seperti itu, berarti mereka sekolah
atas kemauan sendiri.Bukan kemauan orang tua.Sehingga uang sekolah harus
mencari sendiri.Dan itu dilakukan anak-anak dengan penuh semangat.
Semangat suku Dayak Benoa untuk
sekolah lebih tinggi disbanding suku lain yang berada di Kecamatan Jempang.Karena
dukungan orang tua sangat minim.Keadaan ekonomi pun berbeda dengan suku
pendatang. Anak-anak Banjar, Bugis, Kutai, biasanya lebih mapan. Pekerjaan
orang tua mereka nelayan.Rupanya Danau Jempang sangat melimpah hasil ikannya,
sehingga kehidupan nelayan lebih baik dari pada petani yang rata-rata dilakukan
oleh penduduk asli Dayak Benoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar