AIR MATI AIR HIDUP
“Buk, saya minta air mati,’ kata teman saya M Saberah ketika
berlibur di Yogyakarta bersama saya. Saya asyik makan gudeg, sedangkan P
Saberah nunggu dilayani soto ayam.
“Air mati ki apa ta Mas?;” (Air mati itu apa Mas) Tanya
pemilik warung dengan logat Jawa nya yang kental.
“Ya bukan air hidup Buk. Saya langsunmg pilek kalau minum
air hidup,” Pak Saberah serius menjelaskan alas an permintaan air minumnya.
“Kok anek air hidup ki apa meneh ta?” (Kok ada air hidup,
apalagi ini?) Pemilik warung yang berusia lima puluhan tahun itu bertanya lagi
sambil memberikaan pesanan nasi soto ayam kepada Pak Saberah.
“Wah Buk saya tidak bisa makan kecambah hidup.Nggak mau
makan saya.” Pak Saberah menolak makanan sop ayam yang dipesannya dengan nada
kesal. Maklum menahan lapar. Apalagi rasa capek setelah berjalan-jalan di
Malioboro.
Saya terkejut.Pemilik warung pun terkejut tidak mengerti.
“Buk, maksudnya, jangan diberi kecambah mentah.Kecambah
hidup itu kecambah mentah.Dia nggak bisa makan itu.Maaf Buk bukan orang
Jawa.Teman dari Kalimantan,” Saya berusaha menjelaskan permasalahannya.Kulihat
Pak Saberah masih cemberut.Ada senyum sedikit menyadari kesalahpahaman ini.
“Buk kecambahnya biar diberikan ke saya saja, nggak usah
diganti nasi baru,” pinta saya.
“Nggak Mas, saya ganti yang baru saja, nggak apa apa kok,”
“Gak usah Buk, biar nanti saya makan.Kebetulan saya lapar
banget,” Aku agak berbohong agar ibuk penjual nasi tidak rugi karena salah
menyajikan makanan.
Nasi pesnana soto ayam sudah diterima dan dimakan dengan
lahapnya. Nada kesal terlupakan dengan rasa lapar yang harus segera
disembuhkan. Tak lama, soto ayam pun habis.
“buk air matinya mana?” Tanya P saberah sambil menahan rasa
pedas.Dia lupa, di Jawa sambal selalu dibuat dari cabe kecil. Berbeda dengan di
Kalimantan, sambial sering dibuat dari cabe merah besar sehingga kadar pedasnya
agak berkurang.
Saya pun segera mentralisir perkataan P Saebarah.“Air mati,
itu air yang direbus Buk. Air hidup itu banyu mentah,”
“O alah banyu tawa ta Mas,” jawabnya sambil tersenyum dan
menuangkan air putih ke gelas dan diberikan kepada Pak Saberah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar