Sabtu, 05 Maret 2016

Menjadi Guru di Bumi Dayak Benoaq



SK TUGAS GURU DATANG

Sore itu, sepulang dari mengajar, di meja ada surat dari pos. Segera kubuka. Alhamdulilah. Panggilan dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikn dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur. Pengambilan SK mengajar.

Sujud syukur kulakukan. Rasa syukur tak henti-hentinya kupanjatkan. Sebagai anak petani yang hidup di kampung, surat itu merupakan kabar gembira yang luar biasa.
Menerima SK di Kanwil Depdikbud Surabaya. Nama Budi Harsono, ditempatlan di SMP Negeri  Tanjung Isni Kutai Kalimantan Timur.

Kaltim? Saya  tidak bisa bicara apa-apa melihat SK itu. Satu sisi hati imi senang diangkat menjadi guru SMP sebagai PNS, di sisi lain? Berbagai tanda tanya menumpuk di otak yang terlalu lugu ini.

Di sekolah, saya tunjukkan SK saya pada Bapak Samsul Afandi, Kepala SMPN Boyolangu tempat saya GTT. Kami melacak peta Kalimantan Tmur. Jauh juga dari samarinda. Apalagi tarnsportasi menuju ke lokasi hanya sungai. Ternyata beliau pernah menjadi Tentara Sukarela  di Kalimantan Timur. Bercerita juga, ada teman di Kanwil Propinsi Samarinda. Berbagai cerita memotivasi saya untuk berangkat. “Jalani saja, agar banyak pengalaman.” pesan Pak Samsul.

Saya yang tidak pernah jauh dari orang tua.  Saya yang anak petani miskin jarang bepergian jauh. Saya yang anak laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara dan berada di tengah, tentu berbeda sikap keluarga mendengar berita itu.

Ibu menangis seharian, tidak mau makan. Dalam benaknya seperti akan  akan kehilangan anak laki-laki satu-satunya. “Dua tahun itu tidak lama, Buk. Saya kuliah Diploma satu, tidak terasa bukan? Itu satu tahun.” Saya mencoba menghibur semampu saya.

Ada waktu dua bulan untuk persiapan nunggu panggilan berangkat. Menunggu uang dari pemerintah untuk bernkat menuju tempat tugas.

Samarinda terkenal dengan kehidupan Islamnya yang maju. Saya pun belajar memebca  Al Quran kepada guru ngaji. Les privat, agar di Kaltim nanti tidak memalukan jika berbaur dengan masyarakat. Maklum, saya sangat minim pengetahuan agama Islam. Bisa mengaji pun sebatas bsia membaca. Tidak ada sekolah khusus agama di madrasah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar