SENJA DI SENDANG
SENYUM GADIS SENDANG
Jam sudah di angka 16.50. Saya ingat, belum solat asyar. Dari situs Mbah Bodho terdengar suara tadarus khas kampung. Suaranya datar, terbaca pelan namun nyaman disimak. Alamaih banget. Kami bertanya pada anak kecil yang kebetulan berpapasan.
"Mushola dimana dik?" dia menggeleng tanpa ekspresi.
"Suara ngaji tu di sebelah mana?" tanyaku lagi,
"O, itu situ lo, "
wajahnya berubah ceria sambil menunjukkan menara yang tampak tua dari jarak 150 m.
Alhamdulilah, dekat, gumamku. Sebab biasanya, kata "situ" untuk masyarakat pegunungan bisa satu kilometer, atau bahkan lebih.
Tampak mushola kecil di sut jalan. Terdapat papan kecil bertulis "LANGGAR". Dimas tersenyum sambil menunjuk tulisan itu. Saya pun tanggap, rupanya anak kecil tadi nggak n
gerti kata mushola, karena di kampung berpenduduk Jawa, biasa disebut langgar.
"Assalaamualaikum,, sapaku pada 3 gadis kecil yang asyik bermain di teras mushola.
"Waalaikum salam, wr wb," jawabnya serentak, dan spontan mereka berhenti bermain. Sementara seorang temannya sedang membaca Al Quran di dalam.
"Mau nunut sholat Asyar Dik," sapaku langsung menuju tempat wudhu.
Terasa udara sejuk di kamar mandi. Bersih walau kecil. Air jernih. Terasa dingin. Air dipancarkan entah dari mana, yang jelas tak tampak sumur, Tapi sangat lancar air mengalir.
Ketika masuk ke mushola, anak-anak itu tersenyum, dan menyapaku lagi
"Monggo Pak!" sambil meninggalkan sajadah yang tertata rapi.
Aku tersenyum.
"Alhamdulilah, Masya Allah, kepolosan mereka membuatku tertegun. jarang kutemukan anak anak di mushola mempersiapkan sajadah ketika ada orang asing akan menunaikan sholat.
di Dusun Gondang, Kecamatan Sendang. Kutemukan mutiara terpendam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar